Universitas Gunadarma
Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi

Hasil gambar untuk logo gunadarma
   Pengantar Teknologi Sistem Cerdas
   Sistem Pengenalan Ucapan (Speech Recognition)

Disusun Oleh :

Reza Burhanudin     (15117101)
Rizky Gerry P.         (15117345)
Salim Sannigo          (15117461)
Sindi Fernanda         (15117693)
Sonya Natasha         (15117753)
Sutamy Tri W.         (15117810)
Yulisma Salsabila    (16117349)
Zahrah Nindisya      (16117386)
Gischa Karina HP.   (1B118707)

Kelas: 3KA05
2019/2020

ABSTRAK


Pengenalan suara atau Speech Recognition adalah proses identifikasi suara berdasarkan kata yang diucapkan dengan melakukan konversi sebuah sinyal akustik, yang ditangkap oleh audio device (perangkat input suara). Speech Recognition juga merupakan sistem yang digunakan untuk mengenali perintah kata dari suara manusia dan kemudian diterjemahkan menjadi suatu data yang dimengerti oleh komputer. Speech Recognition kini telah diimplementasikan pada banyak aplikasi. Pada makalah ini akan dibahas implementasi Speech Recognition  pada Google Assistant, Siri danWaze.
Tujuan pembahasan Speech Recognition dalam makalah ini adalah untuk mempelajari cara kerja salah satu bentuk sistem cerdas dalam perangkat yang dipakai sehari-sehari seperti Google Assistant (Android), Siri (iOS) dan Waze.
Kesimpulan dari makalah ini adalah terdapat sedikit perbedaan antara Voice Recognition dan Speech Recognition. Voice Recognition hanya mengenali identitas pemilik suara sedangkan Speech Recognition mengubah suara menjadi teks. Speech Recognition kini sudah diimplementasikan pada banyak aplikasi, namun yang paling sering dipakai adalah di aplikasi Google Assistant, Siri dan Waze. Speech Recognition membuat penggunaan perangkat elektronik menjadi lebih mudah dan praktis. Namun, di balik banyaknya keunggulan Speech Recognition, terdapat juga beberapa kekurangan yang belum bisa diatasi.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Speech Recognition adalah proses identifikasi suara berdasarkan kata yang diucapkan dengan melakukan konversi sebuah sinyal akustik, yang ditangkap oleh audio device (perangkat input suara). Speech Recognition juga merupakan sistem yang digunakan untuk mengenali perintah kata dari suara manusia dan kemudian diterjemahkan menjadi suatu data yang dimengerti oleh komputer. Pada saat ini, sistem ini digunakan untuk menggantikan peranan input dari keyboard dan mouse.
Speech Recognition adalah suatu teknik yang memungkinkan sistem komputer untuk menerima input berupa kata yang diucapkan. Kata-kata tersebut diubah bentuknya menjadi sinyal digital dengan cara mengubah gelombang suara menjadi sekumpulan angka lalu disesuaikan dengan kode-kode tertentu dan dicocokkan dengan suatu pola yang tersimpan dalam suatu perangkat. Hasil dari identifikasi kata yang diucapkan dapat ditampilkan dalam bentuk tulisan atau dapat dibaca oleh perangkat teknologi. Keuntungan dari sistem ini adalah pada kecepatan dan kemudahan dalam penggunaannya. Kata – kata yang ditangkap dan dikenali bisa jadi sebagai hasil akhir, untuk sebuah aplikasi seperti command & control, penginputan data, dan persiapan dokumen. Parameter yang dibandingkan ialah tingkat penekanan suara yang kemudian akan dicocokkan dengan template database yang tersedia. Sedangkan sistem pengenalan suara berdasarkan orang yang berbicara dinamakan speaker recognition. Pada makalah ini hanya akan dibahas mengenai Speech Recognition karena kompleksitas algoritma yang diimplementasikan lebih sederhana daripada speaker recognition. Algoritma yang akan diimplementasikan pada bahasan mengenai proses Speech Recognition ini adalah algoritma FFT (Fast Fourier Transform), yaitu algoritma yang cukup efisien dalam pemrosesan sinyal digital (dalam hal ini suara) dalam bentuk diskrit. Algoritma ini mengimplementasikan algoritma Divide and Conquer untuk pemrosesannya. Konsep utama algoritma ini adalah mengubah sinyal suara yang berbasis waktu menjadi berbasis frekuensi dengan membagi masalah menjadi beberapa rupa masalah yang lebih kecil. Kemudian, setiap rupa masalah diselesaikan dengan cara melakukan pencocokan pola digital suara.

1.2  Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah:
·         Apa itu Speech Recognition?
·         Bagaimanakah cara kerja Speech Recognition?
·         Bagaimanakah implementasi Speech Recognition pada Google Assistant, Siri dan Waze?

1.3  Tujuan Pembahasan

Tujuan pembahasan Speech Recognition dalam makalah ini adalah untuk mempelajari cara kerja salah satu bentuk sistem cerdas dalam perangkat yang dipakai sehari-sehari seperti Google Assistant (Android), Siri (iOS) dan Waze.


BAB II

ISI


2.1 Pengertian Speech Recognition

Speech Recognition atau yang biasa dikenal dengan Automatic Speech Recognition (ASR) merupakan suatu pengembangan teknik dan sistem yang memungkinkan komputer untuk menerima masukan berupa kata yang diucapkan. Teknologi ini memungkinkan suatu perangkat untuk mengenali dan memahami kata-kata yang diucapkan dengan cara digitalisasi kata dan mencocokkan sinyal digital tersebut dengan suatu pola tertentu yang tersimpan dalam suatu perangkat. Kata-kata yang diucapkan diubah bentuknya menjadi sinyal digital dengan cara mengubah gelombang suara menjadi sekumpulan angka yang kemudian disesuaikan dengan kode-kode tertentu untuk mengidentifikasikan kata-kata tersebut. Hasil dari identifikasi kata yang diucapkan dapat ditampilkan dalam bentuk tulisan atau dapat dibaca oleh perangkat teknologi sebagai sebuah komando untuk melakukan suatu pekerjaan, misalnya penekanan tombol pada telepon genggam yang dilakukan secara otomatis dengan komando suara.

Berdasarkan kemampuan dalam mengenal kata yang diucapkan, terdapat 5 jenis pengenalan ucapan, yaitu:
1. Kata-kata yang terisolasi: Proses pengidentifikasian kata yang hanya dapat mengenal kata
 yang diucapkan jika kata tersebut memiliki jeda waktu pengucapan antar kata.
2. Kata-kata yang berhubungan: Proses pengidentifikasian kata yang mirip dengan kata-kata
 terisolasi, namun membutuhkan jeda waktu pengucapan antar kata yang lebih singkat.
3. Kata-kata yang berkelanjutan: Proses pengidentifikasian kata yang sudah lebih maju karena
 dapat mengenal kata-kata yang diucapkan secara berkesinambungan dengan jeda waktu yang sangat sedikit atau tanpa jeda waktu. Proses pengenalan suara ini sangat rumit karena membutuhkan metode khusus untuk membedakan kata-kata yang diucapkan tanpa jeda waktu. Pengguna perangkat ini dapat mengucapkan kata-kata secara natural
4. Kata-kata spontan: Proses pengidentifikasian kata yang dapat mengenal kata-kata yang
 diucapkan secara spontan tanpa jeda waktu antar kata.
5. Verifikasi atau identifikasi suara: Proses pengidentifikasian kata yang tidak hanya mampu
 mengenal kata, namun juga mengidentifikasi siapa yang berbicara.

2.2 Cara Kerja Speech Recognition

Alat pengenal ucapan memiliki empat tahapan dalam prosesnya, yaitu:
1. Tahap penerimaan masukan: sumber suara diterima melalui media perantara.
2. Tahap ekstraksi
: penyimpanan masukan yang berupa suara dan sekaligus pembuatan basis data sebagai pola. Proses ekstraksi dilakukan berdasarkan metode Model Markov Tersembunyi atau Hidden Markov Model (HMM), yang merupakan model statistik dari sebuah sistem yang diasumsikan oleh Markov sebagai suatu proses dengan parameter yang tidak diketahui.
3. Tahap pembandingan: Tahap ini merupakan tahap pencocokan data baru dengan data suara (pencocokan tata bahasa) pada pola. Tahap ini dimulai dengan proses konversi sinyal suara digital hasil dari proses ekstraksi ke dalam bentuk spektrum suara yang akan dianalisa dengan membandingkannya dengan pola suara pada basis data. Sebelumnya, data suara masukan dipilah-pilah dan diproses satu per satu berdasarkan urutannya. Pemilihan ini dilakukan agar proses analisis dapat dilakukan secara paralel.
4. Tahap validasi identitas pengguna: Alat pengenal ucapan yang sudah memiliki sistem verifikasi/identifikasi suara akan melakukan identifikasi orang yang berbicara berdasarkan kata yang diucapkan setelah menerjemahkan suara tersebut menjadi tulisan atau komando.

2.3 Implementasi Speech Recognition pada Google Assistant (Google Now), Siri dan Waze

Google Assistant adalah asisten virtual yang didukung oleh kecerdasan buatan dan dikembangkan oleh Google yang terutama tersedia di perangkat seluler dan perangkat rumah pintar. Tidak seperti Google Now, Google Assistant dapat terlibat dalam percakapan dua arah. Google Assistant awalnya memulai debutnya pada bulan Mei 2016 sebagai bagian dari aplikasi perpesanan Google Allo, dan pembicara yang diaktifkan suara Google Home. Setelah periode eksklusif pada telefon pintar Pixel dan Pixel XL, lalu mulai dikerahkan di perangkat Android lainnya pada bulan Februari 2017,termasuk telefon pintar pihak ketiga dan Android Wear, dan dirilis sebagai aplikasi yang berdiri sendiri pada operasi iOS sistem pada bulan Mei. Di samping pengumuman perangkat pengembangan perangkat lunak pada bulan April 2017, Google Assistant telah, dan sedang, diperluas untuk mendukung berbagai macam perangkat, termasuk mobil. Aplikasi Google Assistant ini terdapat fitur antarmuka telematika yang merubah suara menjadi tulisan. Google Assistant dalam penggunaanya cukup mudah, kita hanya mengatakan “Ok, Google” maka akan muncul kotak voice search, kita tinggal ucapkan apa yang mau kita cari, maka si Google Assistant yang cerdas ini akan menampilkan hasil yang dia dapatkan dari internet ke layar smartphone.






Siri adalah asisten pribadi pintar yang membantu Anda menyelesaikan segala sesuatu cukup dengan memerintahkannya. Dengan Siri, Anda dapat menggunakan suara Anda untuk mengirim pesan, menjadwalkan pertemuan, menelepon, dan banyak lagi. Tetapi Siri tidak seperti perangkat lunak pengenalan suara konvensional yang mengharuskan Anda untuk mengingat kata kunci dan menyebutkan perintah tertentu. Siri mengerti cara berbicara Anda seperti biasa dan Siri menanyakan sesuatu jika memerlukan informasi lebih lanjut untuk menyelesaikan tugas. Dengan Siri, kita dapat memberi peritah melalui suara  untuk mengirim pesan, menjadwalkan pertemuan, menelepon, dan banyak lagi. Perintahkan Siri untuk melakukan banyak hal cukup dengan berbicara seperti biasa. Siri  dapat mengerti yang kita ucapkan, mengetahui maksud kita, dan bahkan balas berbicara. Untuk menggunakan Siri tinggal tekan terus tombol Utama pada iphone anda. lalu akan akan terdengar bunyi bip cepat sebanyak dua kali dan muncul tulisan “What can I help you with?” (Apa yang bisa saya bantu?) pada layar. Selanjutnya anda dapat memulai dialog dengan Siri, ketuk ikon mikrofon untuk berbicara lagi dengannya. Jika Anda menggunakan iOS 8, Anda dapat menanyakan sesuatu kepada Siri dengan mengucapkan “Hei Siri”. Anda harus mengaktifkan Hey Siri terlebih dulu dengan membuka Pengaturan > Umum > Siri > Izinkan Hey Siri. Selain itu, Anda harus menyambungkan perangkat iOS ke daya untuk menggunakan Hey Siri. Untuk performa terbaik, minimalkan suara bising di sekeliling dan jauhkan penghalang dari mikrofon. 




Waze adalah sebuah peranti lunak navigasi gratis untuk perangkat telepon genggam dan Tablet PC yang memiliki GPS. Saat ini Waze mendukung perangkat dengan iOS (iPhone/iPad), Android, Windows Mobile, Symbian dan BlackBerry. Berbeda dengan peranti lunak navigasi umumnya, Waze memberikan informasi dan peta berdasarkan masukan komunitas pemakainya. Informasi mengenai kecelakaan, kemacetan jalan, polisi, bahaya berdasarkan kondisi nyata yang dilaporkan para penggunanya. Pengguna Waze yang juga disebut wazers juga bisa melakukan pemutakhiran peta, penambahan tempat dan jalan baru, termasuk mengkondisikan aturan dan alur lalu lintas di setiap jalan dan persimpangannya. Semenjak tahun 2017, Waze menambahkan fitur terbaru yaitu Suara Navigasi. Pengguna cukup berbicara pada aplikasi Waze destinasi perjalanan pengguna, lalu Waze akan menunjukkan rute tercepat. Pengguna akan dipandu menggunakan pemandu Waze juga. Suara pemandu Waze pun bisa diganti menjadi suara artis, atau bahkan suara kita sendiri. 



  


                  
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Terdapat sedikit perbedaan antara Voice Recognition dan Speech Recognition. Voice Recognition hanya mengenali identitas pemilik suara sedangkan Speech Recognition mengubah suara menjadi teks. Speech Recognition kini sudah diimplementasikan pada banyak aplikasi, namun yang paling sering dipakai adalah di aplikasi Google Assistant, Siri dan Waze. Dengan Google Assistant, pengguna bisa melakukan pencarian online, membuka aplikasi tertentu, memasang alarm, mencari rute perjalanan tersingkat, dll. Dengan Siri, pengguna bisa membuka aplikasi, memasang pengingat, bahkan bercakap-cakap. Dengan Waze, pengguna dimudahkan dengan adanya Speech Recognition terutama pengguna yang sedang menyetir karena tidak perlu mengetikkan tujuan, cukup dengan berbicara, Waze bisa mencarikan rute tersingkat menuju destinasi. Speech Recognition membuat penggunaan perangkat elektronik menjadi lebih mudah dan praktis. Namun, tentu saja ada beberapa kekurangan Speech Recognition yaitu sulitnya mengeliminasi suara bising di sekitar kita sehingga bisa membuat perangkat kita gagal memahami ucapan kita. Jumlah kata yang dikenali oleh perangkat juga terbatas. Dan aksen kita juga mempengaruhi karena perangkat kita hanya deprogram untuk mengenali beberapa bahasa dan aksen.
3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini banyak sekali kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah ini dengan berpedoman pada banyak sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan di atas. 





Daftar Pustaka

Apolloni, Bruno, Harpri (2003). Neural Nets. Springer-Verlag. hlm. 3. ISBN 3540202277.
Baecker, Ronald M, Jonathan Grudin, William A. X. Buxton, Saul Greenberg (1995). Human-Computer Interaction : Toward the Year 2000 (Second Edition). Morgan Kauffman Publishers, Inc. hlm. 546. ISBN 1558602461.
Benesty, Jacob, M. Mohan Sondhi, dan Yiteng Huang (2008). Handbook of Speech Processing. Springer-Verlag. hlm. 6. ISBN 159904840X.
Google Assistant. https://assistant.google.com/
Ilham Efendi. 2015. https://www.it-jurnal.com/apa-itu-siri/
Jelinek, Frederick (1997). Statistical Methods For Speech Recognition. Massachusetts Institute of Technology. hlm. 17. ISBN 0262100665.
Kompas. 2017. https://tekno.kompas.com/read/2017/07/12/15380097/ganti.pemandu.di.waze.dengan.suara.sendiri.begini.caranya
Kusumadewi, Sri. 2003. Artificial Intelligence (Teknik dan Aplikasinya). Graha IlmuYogyakarta.

Lawrence Thompson. 
http://www.streetdirectory.com/travel_guide/139545/technology/key_differences_between_speech_recognition_and_voice_recognition.html
Pitowarno, Endro. 2006. Robotika, Desain, Kontrol, dan Kecerdasan BuatanPenerbit Andi.
Waibel, Alex dan Kai-Fu Lee (1990). Readings in Speech Recognition. Morgan Kauffman Publishers, Inc. hlm. 1 & 267. ISBN 1558601244.


Video kelompok 4 (Sistem Pengenalan Ucapan (Speech Recognition)) dapat diakses melalui link berikut: https://www.youtube.com/watch?v=KOGS8Smu8fs

Implementasi COBIT pada Perusahaan


COBIT didasari oleh analisis dan harmonisasi dari standar teknologi informasi dan best practices yang ada, serta sesuai dengan prinsip governance yang diterima secara umum. COBIT berada pada level atas yang dikendalikan oleh kebutuhan bisnis, yang mencakupi seluruh aktifitas teknologi informasi, dan mengutamakan pada apa yang seharusnya dicapai dari pada bagaimana untuk mencapai tatakelola, manajemen dan kontrol yang efektif. COBIT Framework bergerak sebagai integrator dari praktik IT governance dan juga yang dipertimbangkan kepada petinggi manajemen atau manager; manajemen teknologi informasi dan bisnis; para ahli governance, asuransi dan keamanan; dan juga para ahli auditor teknologi informasi dan kontrol. COBITFramework dibentuk agar dapat berjalan berdampingan dengan standar dan best practices yang lainnya.

Implementasi dari best practices harus konsisten dengan tatakelola dan kerangka kontrol Perusahaan, tepat dengan organisasi, dan terintegrasi dengan metode lain yang digunakan. Standar dan best practices bukan merupakan solusi yang selalu berhasil dan efektifitasnya tergantung dari bagaimana mereka diimplementasikan dan tetap diperbaharui. Best practices biasanya lebih berguna jika diterapkan sebagai kumpulan pinsip dan sebagai permulaan (starting point) dalam menentukan prosedur. Untuk mencapai keselarasan dari best practices terhadap kebutuhan bisnis, sangat disarankan agar menggunakan COBIT pada tingkatan teratas (highest level), menyediakan kontrol framework berdasarkan model proses teknologi informasi yang seharusnya cocok untuk perusahaan  secara umum.

COBIT FRAMEWORK
Kerangka kerja CobIT terdiri dari beberapa guidelines (arahan), yakni :
a.    Control Objectives
Terdiri atas 4 tujuan pengendalian tingkat tinggi (high level control objectives) yang tercermin dalam 4 domain, yaitu : planning & organization, acquisition & implementation, delivery & support, dan monitoring.
b.    Audit Guidelines
Berisi sebanyak 318 tujuan-tujuan pengendali rinci (detailed control objectives) untuk membantu para auditor dalam memberikan management assurance atau saran perbaikan.


c.    Management Guidelines
Berisi arahan baik secara umum maupun spesifik mengenai apa saja yang mesti dilakukan, seperti : apa saja indicator untuk suatu kinerja yang bagus, apa saja resiko yang timbul, dan lain-lain.
d.    Maturity Models
Untuk memetakan status maturity proses-proses IT (dalam skala 0 – 5).

Pengelolaan TI (Tata Kelola TI)
Teknologi informasi memiliki peranan penting bagi setiap perusahaan yang memanfaatkan teknologi informasi pada kegiatan bisnisnya, serta merupakan salah satu faktor dalam mencapai tujuan perusahaan. Peran TI akan optimal jika pengelolaan TI maksimal. Pengelolaan TI yang maksimal akan dilaksanakan dengan baik dengan menilai keselarasan antara penerapan TI dengan kebutuhan perusahaan sendiri.
Semua kegiatan yang dilakukan pasti memiliki resiko, begitu juga dengan pengelolaan TI. Pengelolaan TI yang baik pasti mengiidentifikasikan segala bentuk resiko dari penerapan TI dan penanganan dari resiko-resiko  yang akan dihadapi. Untuk itu perusahaan memerlukan adanya suatu penerapan yang harus dilakukan perusahaan, yakni menerapkan Tata Kelola TI (IT Governance).

PT. Transindo Jaya Komara 
KOPERASI LANGIT BIRU yang sebelumnya dikenal dengan PT. Transindo Jaya Komara (PT. TJK) dengan Akte Notaris H. Feby Rubein Hidayat SH No. AHU. 0006152.AH.01.09. Tahun 2011 adalah perusahaan konvensional yang sudah berdiri 2 tahun dan bergerak khusus mengelola daging sapi dan air  mineral.
Saat ini KOPERASI LANGIT BIRU telah memiliki 62 suplayer pemotongan dan pendistribusian daging sapi serta pusat pendistribusian air mineral SAFWA. Adalah Ustad Jaya Komara sebagai Direktur utama memiliki pengalaman 16 Tahun dalam pengelolaan daging sapi. Ustad yang selalu berpenampilan sederhana dan apa adanya ini memiliki visi misi besar untuk kesejahteraan bersama khususnya Umat Islam. Untuk mengembangkan usahanya ini Ustad jaya Komara pada awalnya hanya menggandeng masyarakat sekitar saja untuk ikut serta menikmati keuntungan hasil usaha daging sapinya.
Berawal dari pandanganya terhadap strata kehidupan masyarakat Indonesia dimana yang kaya makin kaya dan yang miskin tetap miskin. Maka tercetuslah ide kreatif untuk pengembangan usahanya dengan mengikutsertakan masyarakat pada umumnya. Pada awalnya hanya diadakan arisan daging untuk masyarakat sekitar saja, yang hasilnya dibagikan tiap lebaran haji baik berupa keuntungan berupa uang dan daging sapi itu sendiri, hal ini sudah dilakukan oleh ustad jaya komara sebelum KOPERASI LANGIT BIRU resmi berdiri.

Berkaitan dengan pertimbangan diatas, perlu adanya suatu metode untuk mengelola IT. Dalam hal ini, metode COBIT perlu diterapkan dalam pengelolaan perusahaan agar pengguna IT sesuai dengan kebutuhan perusahaan dan menghasilkan kinerja yang efisien dan efektif serta mencegah atau meminimalisir adanya resiko terhadap penggunaan IT. Dalam hal ini saya mencoba merancang penerapan COBIT pada PT. Transindo Jaya Komara.
1.    Analisis Permasalahan
·         Pada PT. Transindo Jaya Komara sudah memiliki prosedur pengelolaan teknologi informasi yang dijalankan, tetapi faktanya prosedur tersebut tidak sepenuhnya dijalankan, sehingga user biasanya melakukan secara manual.
·         Mengetahui berbagai kendala dalam pengelolaan teknologi informasi yang dijalankan.
·         Perusahaan menginginkan adanya suatu evaluasi tata kelola teknologi informasi untuk peningkatan mutu perusahaan .
·         Pengolahan Data
PO 1 Merencanakan rencana strategis IT
Pada PT. Transindo Jaya Komara sudah mengetahui akan rencana strategis TI, meski kenyataannya pelaksanaannya sering diabaikan. Pendokumentasian belum terstruktur dengan jelas. Dan hanya diketahui oleh beberapa pegawai yang berkepentingan saja. Update dari rencana strategis TI merupakan respon dari permintaan pihak perusahaan dan juga berdasarkan perubahan kondisi yang ada. Keputusan-keputusan stategis yang diambil hanya berdasarkan pada masalah yang ada dalam proyek yang dilaksanakan, belum berdasarkan rencana strategis TI yang telah ditetapkan secara konsisten.
Tetapi pada perusahaan ini sudah adanya solusi TI yang dibuat untuk menghadapi masalah yang ada. Penyampaian kepada konsumen juga sudah dilakukan, hanya belum berjalan dengan maksimal. Penyampaian kepada konsumen dilakukan secara online, dengan website yang diberikan perusahaan.
Seperti adanya rencana strategis dalam pemanfataan TI pada perusahaan ini yakni :
·         Solusi menyeluruh untuk industri perdagangan dan investasi
·         Solusi TI menyeluruh dengan nilai yang luar biasa
·         Solusi TI menyeluruh dengan kompetensi yang tinggi

PO 2 Arsitektur Informasi
Belum semua instansi memiliki sistem informasi dan sistem informasi yang dikembangkan belum terintegrasi.
PO 3 Arah Teknologi
Teknologi yang digunakan belum begitu canggih karena sarana dan prasarana belum memadai.
PO 4 Organisasi TI dan hubungan
Sudah ada sebuah organisasi yang jelas dan secara khusus menangani bidang IT, tetapi belum bekerja secara maksimal.

PO 5 Investasi TI
Belum adanya rancangan anggaran TI yang menyeluruh.
Alokasi anggaran yang terbatas.

PO6 Komunikasi tujuan dan arah manajemen
Masih lemahnya koordinasi pembagian produk produk. Hal ini menyebabkan
koordinasi koperasi kurang efektif dan antrian yang semakin panjang.

PO 7 Manage SDM
Penempatan SDM yang tidak tepat dan pembagian tugas yang tidak jelas.
Pengelolaan sumber daya yang belum optimal baik di tingkat teknis operasional
maupun manajerial.

PO 8 Kesesuaian dengan external requirement
Kurangnya kesiapan dalam antisipasi (change of management) baik terhadap
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi maupun terhadap tuntutan
masyarakat (globalisasi).i TI menyeluruh untuk industri transportasi dan perjalan
PO 9 Menilai Resiko TI
Di PT. Transindo Jaya Komara sudah adanya  kebijakan akan manajemen resiko, karena sebagian besar pelaksanaan kegiatan bisnis di Departemen TI di perusahaan ini sudah memanfaatkan teknologi 100 %. Manajemen resiko dilakukan sesuai dengan proses yang telah ditentukan perusahaan, namun belum ada standart khusus untuk mengatur kebijakan manajemen resiko tersebut. Tetapi manajemen resiko pada perusahaan ini belum disosialisasikan kepada seluruh pegawai, jadi hanya pihak terkait atau manager yang mengaturnya dan menjalankannya. Apabila terjadi kesalahan manajer yang memberitahukan secara manual kepada pegawainya.
Proses kelonggaran/mitigasi yang diberikan terhadap resiko proyek, baik proyek baru atau lama semuanya diperiksa oleh manager, tetapi masih belum konsisten karena tidak adanya standart khusus untuk proses tersebut.
PO 10 Manajemen Proyek
Pada perusahaan ini, menajemen untuk proyek telah memenuhi kebutuhan user. User disini ialah pegawai, manager, pimpinan dan stakeholders lainnya. Namun, proses pedokumentasian belum berjalan dengan baik serta pengembangan dan penggunaan teknik juga belum dilaksanakan dengan baik. Serta aplikasi dari penerapan management proyek tergantung pada kebijakan dari manager.
PO 11 Manajemen kualitas
Kurangnya tenaga ahli yang mampu mengawasi kualitas TI dan rendahnya penghargaan terhadap SDM TI terampil mempengaruhi kualitas sistem dan pengembangan TI.

KESIMPULAN
Metode cobit perlu diterapkan pada PT Transindo Jaya Komara, hal ini berdasarkan atas kelemahan-kelemahan yang telah diuraikan pada bagian sebelumnya. Dengan diterapkannya metode cobit diharapkan kinerja PT Transindo Jaya Komara dapat lebih baik dan terorganisir sehingga visi dan misi perusahaan dapat tercapai dan juga dapat memberikan kenyamanan dan keamanan bagi investor koperasi, pemegang saham dan pemerintah.